Wednesday, February 13, 2008, posted by JOHN F.PAPILAYA at 10:45 PM
Hasil wawancara dengan Harian "PIKIRAN RAKYAT" Bandung
oleh:dewi irma
kampus_pr@yahoo.com
S

Setiap hari, ada jutaan blogger menuangkan apa yang dipikirkan dan dirasakannya pada "khalayak" global. Dalam perkembangannya kini, blog bisa jadi bukan sekadar media curhat atau berbagi cerita sehari-hari, tetapi juga sumber ilmu pengetahuan berkekuatan besar.
Survey Blogfam terhadap 273 responden tahun 2005 tentang profil umum blogger Indonesia, menyinggung tentang tipe isi blog di Indonesia. Ternyata, isi blog berupa cerita sehari-hari menempati peringkat pertama (58%). Sementara itu, hasil survei yang octave.or.id (dari blogz.kenz.or.id) menyebut bahwa 52,40% blogger menulis blog bertema diary/curhat.
Terlepas dari survei itu, blog juga mengalami perluasan makna dan fungsi. Jika blog dulu sempat diidentikkan sebagai diary atau jurnal pribadi bersifat online, pada masa kini blog tak melulu harus bersifat personal.



Bahkan, tren blogger masa kini bisa dibilang ialah memiliki blog lebih dari satu. Jadi, selain memiliki blog personal, seorang blogger bisa saja membuat blog lain untuk kepentingan yang lain. Misalnya, blog komersial untuk jualan hingga blog bersifat sosial untuk berbagi ilmu pengetahuan.


Nah, jenis blog terakhir itulah yang akan dibahas sekarang, melalui cerita beberapa blogger yang sengaja membuat blog bertopik sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Seperti apa motivasi dan pengalamannya, kawan-kawan Kampus simak nih!
John F. Papilaya, lulusan arsitektur lansekap sebuah universitas di Jakarta, merasa gundah karena blog di Indonesia yang berisi informasi tentang potensi, kendala, dan perkembangan tentang arsitektur lansekap, masih amat langka. Sebab memang ia hobi menulis, sekaligus butuh sarana untuk mengekspresikan keprihatinan perkembangan disiplin ilmunya itu, ia pun memutuskan membuat blog bertopik tentang arsitektur lansekap (www.smartlandscape.blogspot.com) sejak September 2007.

Ia tertarik mengangkat tema-tema tentang ketidakpedulian pemerintah dan masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang sehat, nyaman, dan juga pengetahuan "green architecture" yang tengah jadi tren dalam pembangunan. John sebenarnya memiliki blog personal juga. Namun, dalam pendapatnya, perlu pembedaan blog agar pesan yang ingin disampaikan lebih tepat jatuhnya. "Seperti memakai baju untuk ke pesta, pasti beda dengan baju untuk ke pantai," kata John, yang kini aktif bekerja sebagai konsultan arsitektur lansekap.

Sementara itu, Michael Dharmawan, seorang pekerja tinggal di Jakarta, membuat blog bertopik kepedulian lingkungan dengan alamat www.akuinginhijau.wordpress.com. Ia sebenarnya bukan aktivis LSM lingkungan atau semacamnya. "Hanya suka gemes aja, kok orang nggak peduli lingkungan. Padahal, banyak hal kecil yang bisa kita lakukan dan dengan cinta lingkungan sebenarnya kita banyak berhemat juga," kata Michael.

Alasannya memakai blog, sebab ia menilai medium itu murah meriah, terjangkau, dan efektif memengaruhi banyak orang. "Kalau cuma ide sendiri dan ngomong ke orang lain, lama sekali bisa tertular. Namun, kalau lewat blog, ada ide apa aja bisa langsung ditularkan," ucap Michael.
Di blog-nya, ia menulis tentang lingkungan global dan lokal, penghematan air dan listrik, penghijauan, energi alternatif, dsb., dalam praktik keseharian yang mudah dipahami orang awam. Respons yang datang dari pengunjung blog-nya ternyata amat baik. Ada pengunjung yang memuji, memohon izin menyalin tulisan, juga ramai-ramai membuat tautan. "Pertamanya nggak kepikir bakal banyak orang yang senang, akhirnya jadi ketagihan nge-blog di sini terus," ungkap Michael.

Meski bukan menulis untuk jurnal ilmiah atau koran sekalipun, bloggers ini tidak main-main dalam menyiapkan tulisan mereka. John, yang intensitas mem-posting-nya sekitar 4-6 kali per bulan, misalnya, bisa menghabiskan 8-12 jam per hari untuk nge-blog. Dituturkannya, sebab dalam proses pembuatan suatu tulisan, ia sering melakukan riset dengan mencari literatur yang sesuai.
"Jika memungkinkan, saya melakukan survei lapangan dengan mengamati apa penyebab permasalahan itu, dan mengambil beberapa foto kondisi sesungguhnya agar tulisan ada visualnya. Jika berhubungan dengan hal teknis, kadang saya menggambarkan dulu teknik konstruksinya. Biasanya, saya juga mencoba membawa permasalahan ini di milis yang saya kunjungi untuk didiskusikan lebih lanjut," ungkap John menjelaskan.

Mungkin, sebagian orang akan salut dengan para blogger yang terbilang "niat" dalam memproduksi karya tulisan mereka. Bagi John, itu tidak perlu dianggap mengherankan. Sebab, justru yang mengherankan baginya adalah mengapa blog bertema keilmuan, apa pun itu disiplin ilmunya, masih belum marak di Indonesia. "Ini bagian dari berbagi ilmu pengetahuan," katanya.
Namun, tenang saja, segala sesuatu yang dikerjakan dengan baik, bisa berbuah hal baik pula. Blog arsitektur milik John yang terbilang masih seumur jagung, sudah mampu menarik dua majalah untuk mewawancarainya mengenai bidang keilmuan arsitektur lansekap, dan meliput beberapa karyanya. "Untuk kepentingan bisnis, ternyata blog ini juga menghasilkan pekerjaan di bidang arsitektur lansekap, sering dikunjungi sesama profesi, juga memudahkan saya jika ingin presentasi ke klien. Daripada nenteng-nenteng portfolio, saya tinggal online dan memperlihatkan pada pihak klien yang ada di blog," kata John.

Begitu juga Endah Sulwesi, yang membuat blog review buku dengan alamat www.perca.blogdrive.com dan blog tentang sastra di www.perca.blogspot.com. Lewat blog review bukunya, ia rajin me-review buku-buku yang ia suka. Lambat laun, hobinya diketahui orang banyak, salah satunya pihak penerbit. Sekarang , ia nyaris tidak pernah beli buku lagi sebab penerbit kerap mengirimi buku-buku baru secara gratis untuk ia review. Dampak lainnya, ia ditawari mengisi rubrik seni budaya di sebuah tabloid.
Endah mulai nge-blog pada Maret 2004. Beberapa posting-an awal masih campur aduk. Akan tetapi, kemudian ia menetapkan blog tematis bertema buku dan sastra. "Saya malah tadinya nggak punya blog personal narsis gitu sebab saya kurang suka menuliskan hal-hal privat untuk umum," katanya.
Endah mengaku, mulanya hanya ingin mencari teman yang berminat sama, yaitu membaca dan mengapresiasi sastra agar bisa saling berbagi. Namun siapa sangka, ia jadi bisa menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak seperti penerbit dan pengarang.
Di blog-nya, Endah me-review beragam jenis buku, sampai liputan acara sastra dan wawancara dengan penulis. Untuk review, ia mengusahakan untuk disiplin mem-posting minimal 1 minggu sekali. Bagi Endah, blog bukan saja gaya hidup, tetapi juga kebutuhan, seperti e-mail. "Saya pikir sih bebas aja, blog mau buat tempat curhat nggak apa-apa, mau tulis yang berbobot juga nggak apa-apa, tetapi memang lebih baik yang memberi kontribusi positif," katanya.

Namun menurut Pitra Satvika, blog adalah bagian dari upaya blogger "menjual" kemampuan dirinya. Selain tempat berbagi ilmu pengetahuan, ia melihat blog juga potensial sebagai alat jualan. Pitra membuat blog dengan alamat www.media-ide.bajingloncat.com, blog yang banyak membahas tentang animasi, komik, website, dan multimedia, sebagai alat bantu promosi membangun kesadaran klien-klien terhadap perusahaan tempatnya bernaung. Blog tersebut juga sudah berhasil memboyong penghargaan, yaitu, peraih blog terbaik kategori Online Marketing and Sales pada ajang Pesta Blogger 2007.

Berkat semangat Pitra dalam membuat tulisan, selama sekitar 2,5 tahun usia nge-blog-nya, kini tak kurang ada 360-an posting-an, 3.500-an komentar, dan didatangi rata-rata 24.000 unique visitor per bulannya. Traffic yang cukup padat bagi ukuran blog tersebut membuat Pitra berharap, ke depan ada banyak pihak yang tertarik memasang iklan di blog-nya.
Namun, misi komersial bukannya tidak bisa dikawinkan dengan misi sosial. Pitra, lulusan magister TMI ITB, meyakini bahwa menulis blog baiknya didasari kecintaan untuk menulis. Yang penting adalah kesadaran ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman atau membantu orang yang membutuhkan referensi data, bukan karena semata butuh uang. "Saya sih nggak pernah berharap dapat imbas langsung dari nulis di blog ini. Cuma kenyataan yang terjadi, kini cukup banyak pihak yang akhirnya kontak saya untuk minimal bertanya tentang development game atau online branding, itu sebuah bonus," kata Pitra.

Senada dengan Pitra, John berpendapat bahwa blog bertema kedisiplinan ilmu tertentu, sangat menarik bagi para peminat keilmuan untuk dapat memuaskan dahaga keingintahuan mereka. "Dengan kemajuan internet, bagi saya blog merupakan media pembelajaran (the future class), tidak hanya di bangku kuliah dengan dosen sebagai pendidik sehingga menyebabkan pikiran penuh teori, tanpa mengetahui aplikasi dan implementasinya di masyarakat. Blog bisa jadi sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan antara pihak akademisi dan pihak profesi sehingga terjadi link and match," kata John. ***

Read more!
 
, posted by JOHN F.PAPILAYA at 9:32 PM
 
, posted by JOHN F.PAPILAYA at 8:30 PM






Majalah Kartini 
Edisi: NO 2208 / 27 desember 2007-10 januari 2008

Penulis:Dian putriningrum




T
aman diatap rumah atau rooftop garden merupakan solusi cerdik untuk melakukan penghijauan di rumah dengan lahan terbatas. Pernahkah terpikirkan untuk menghadirkan kesejukan alami dengan cara itu ? Rumah keluarga Indra di Lampung ini dapat menjadi acuan untuk anda.



Konsep Taman Minimalis
Konsep taman untuk atap rumah yang teapt adalah bertema minimalis. Pada lantai balkon ditempatkan unsur kayu dan batu kerikil.sedangkan untuk memberi efek lapang dan luas, berbagai tanaman diletakan pada area sudut.

Untuk jenis pilihan tanamannya, pada prinsipnya tidak pandang bulu.Anda dapat saja menanam pohon yang di sukai, namun karena kondisi area di atas rumah, disarankan untuk memilih tanaman yang tahan haus. Dengan kata lain, tanaman yang sedikit membutuhkan air seperti jenis aglonema, kaktus,kucai atau lili bakung,sedangkan pada area belakang jenis tanamn bisa di buat lebih bervarisasi, misalnya bamboo atau palem.Apa tahapannya membuat Rooftop Garden ?

Poin-poin yang patut di perhatikan
Pertama, buta lapisan bertumpuk dari batu dan ijuk, lalu tanah, ijuk disini berguna untuk menahan tanah agar tidak hanyut bersama air, sedangkan batu untuk memberikan rongga pada tanah sehingga air dapat mengalir ke pipa pembuangan.Untuk tanamn yang akarnya dapat tumbuh merusak seperti bambu dan palem harus ditanam didalam bak.Dengan demikian pertumbuhan akar dapat terkendali.

Detail lain yang tidak kalah penting dalam membangun rooftop garden adalah kekuatan struktur bangunan.Pondasi harus benar-benar kuat dan mampu menopang tanah dan tanaman di atasnya.Pipa-pipa pengeluaran air pembuangan mesti lancar, bila tidak, tanah mengandung terlalu banyak air sehingga akar tanaman bisa membusuk.Untuk menyiram tanaman gunakan sprinkle, yaitu kran air yang dapat menghasilkan tetesan bak embun.

Taman minimalispun membutuhkan bentuk taman geometris dan permainan ornamen batu pada bak tanaman.kesan dinamis di dapat dengan memuat jalan setapak dari batu kerikil dengan pola pengaturan yang acak.Taman tampak bertambah artistik dengan menempatkan material kayu damar yang di fungsikan sebagai penghubung antara ruang didalam rumah dan taman. Menempatkan gazebo mini disudut taman juga alternatif yang cantik.Apalagi di hiasi dengan tanaman merambat yang menyejukan.Bukan mustahil gazebo ini menjadi area bersantai favorit seisi keluarga.Anda berminat ?

Read more!
 
Saturday, February 9, 2008, posted by JOHN F.PAPILAYA at 2:39 PM



Majalah:kartini
Edisi no 2203 22 okt – 1 nov 2007
Teks: Dian putinigrum dan opi







B
Bali menyimpan sejuta daya tarik.dari panorama alamnya, seni dan budayanya yang tinggi hingga kecantikan lansekapnya.Kali ini KARTINI tampilkan taman bali yang cantik

Sesungguhnya selain memberi keteduhan dan ’paru-paru’ pengsuplai oksigen untuk lingkungan taman juga menambah estetika suatu hunian.Itu sebabnya taman menjadi unsur penting dan berkembang menjadi beragam konsep.Sebut saja dari taman jepang hingga taman tropis.




Taman istimewa yang kami angkat kali ini yaitu taman Bali dikediaman sebuah keluarga di banjarmasin,kalimantan selatan.Kecintaannya pada Pulau Dewata menginspirasikannya untuk menghadirkan taman bali kerumahnya.Intinya mengusung tema taman bernuansa tropis natural yang menyatu dengan elemen alam dan lingkungannya.Namun sang arsitek juga mengembangkan gagasan-gagasan disana-sini sehingga taman bali menguatkan secara utuh daya tarik kediaman itu.Unsur barat dan Timur berpadu asri.

Kita telesuri satu persatu,Bila dinding bali yang dicirikan dengan susunan batu bata,kali ini diganti dengan batu teplek yang disusun rapi.Elemen coklat keoranye dihadirkan berupa kayu lampu taman dan eternit selasar semata untuk menguatkan unsur bali.Detail-detail berunsur bali pun disajikan dalam berbagai bentuk.Salah satunya pintu kayu (aling-aling) dengan relief seorang penari, sebagai peralihan dari area luar taman yang lebih privat sifatnya.Diketahui, aling-aling adalah ciri khas rumah di Bali.

Bila kain poleng bali berwarna hitam putih, kali ini disajikan dalam bentuk lain berupa batu-batu kerikil hitam dan putih yang disebar di dalam kolam.Pada gazebo diantara kolam di beri unsur Bali lewat pemasangan ijuk pada atap dan bambu diikat alang-alang yang khusus didatangkan dari bali.

Upaya mengoptimalkan nuansa bali berlanjut kearea terbuka di taman dengan menempatkan materi art berupa patung dan ukiran kuda, tak tertinggal pohon kamboja dan gong yang menempel pada dinding batu teplek.Unsur modern juga boleh tampil,yaitu lewat permainan bermacam batu, dari batu andesit dan batu hitam candi.Cantiknya taman Bali

Read more!