Friday, January 23, 2009, posted by JOHN F.PAPILAYA at 1:31 AM

Majalah: Housing Estate
Vol V no:52 Desember 2008


A
ir dapat menciptakan kenyaman thermal di dalam Ruang

Didalam alam bawah sadar, manusia senantiasa ingin dekat dengan air, karena sekitar 70 persen tubuh kita mengandung air selain sebagai bentuk ekspresi kedekatan dengan alam semesta.Jangan heran jika banyak orang memimpikan punya rumah dekat atau memiliki view kearah sungai, tepi danau, hingga tepi laut.Ketika hunian ideal itu tak mungkin didapat di kota yang padat, atau harganya sudah sangat mahal, orang pun berupaya memindahkan atau membawa air ke dalam rumah.

Kenyamanan thermal
Air berdampak secara psikis dan fisik untuk menciptakan kenyamanan thermal ( thermal comfort), sehingga manusia dapat beraktifitas dengan baik. Produktivitas cenderung menurun atau tidak maksimum pada kondisi udara yang tidak nyaman,Hasil penelitian menunjukan mereka yang tingal di kawasan tropis dapat mencapai tngkat nyaman pada suhu 23,4 hingga 29,4 derajat celcius dengan kelembaban 30 – 70 persen.



“Jadi, fungsi atau efek penambahan unsur air di dalam rumah tinggal adalah upaya menghadirkan kenyaman thermal bagi pengguna ruangan. Proses penguapan air ( evaporasi) adalah hal yang di inginkan sehingga tercapai pendinginan secara alami. Air bertindak sebagai elemen stabilitator suhu dalam ruangan.” Kata John F.Papilaya, arsitek lansekap lulusan Universitas Trisakti ( Jakarta)

Selain itu elemen air didalam ruang juga bisa berfungsi mengabsorsi polusi bunyi dan polusi debu yang ada disekitarnya.Antara lain melalui proses menghadirkan bunyi air sebagai penetralisir suara dari luar, atau dengan membuat dinding air (Water Screen) untuk menghalangi debu masuk.

Desain dan Potensi Air
Menghadirkan elemen air perlu di desain dengan baik untuk menimbulkan kesan estetika makro ( lingkungan) dan mikro (ruangan), Ada banyak potensi air yang bisa di eksplorasi, mulai dari bunyi, gerak, plastisitas dan reflektifitas. Potensi-potensi air itu dapat di optimalkan dengan memanfaatkan daya gravitasi dan unsure tekanan (Apllied pressure)

Bentuk-bentuk water feature bisa dikembangkan sesuai kreatifitas desainer lansekap dan pemilik.Beberapa dasar elemen komposisi air, diantaranya sebagai bingkai (frame) dari sebuah bentukan komposisi desain, sebagai aliran kanal atau sungai buatan, bentukan alami kolam, danau atau air terjun, air mancur yang bersifat teatrikal hingga bentukan yang lebih kontemporer dengan memadukan unsur – unsur artwork, aksentuasi (focal point) dan cascade.Beberapa desain juga dapat di selaraskan dengan hobi penghuni misalnya menggabungkan air terjun dengan kolam ikan.


Pertimbangan Water Feature
Sebelum merencanakan water feature didalam rumah tinggal,sebaiknya pertimbangkan dulu hal-hal berikut:

Klimatologi,Yaitu faktor iklim menyangkut suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban relatif ,kecepatan dan arah angina serta arah datangnya sinar matahari,yang sangat berpengaruh terhadap tata letak elemen air dan pilihan desain.

Efek Air, air yang bergerak atau tidak bergerak memberikan efek yang berbeda bagi ruangan. Untuk air yang dihadirkan mengalir sebaiknya diperhitungkan efek suara yang ditimbulkannya kalau terlalu mendominasi, untuk ruang yang berukuran kecil bisa malah mengganggu.

Teknis, perhatikan skala, arah matahari dan material. Perkirakan dengan tepat ukuran dan model water feature yang akan ditempatkan dengan luas ruangan.Misalnya anda bisa memilih jenis air terjun dinding untuk menghemat tempat di ruangan yang tidak terlalu luas.Material untuk water feature bisa beraneka mulai dari batu alam, keramik dan lain-lain, yang dicocokan dengan gaya interior atau arsitektur rumah serta kemudahan perawatannya.

Budget, hitung dengan cermat biaya pembuatan water feature, pengoperasiannya sehari-hari dan perawatannya secara berkala. Water feature berupa air terjun misalnya, semakin besar ukurannya semakin besar daya pompa yang dibutuhkan dan makin mahal biaya listrik yang harus di keluarkan.

Psikologis
Kebutuhan water feature di rumah sebaiknya di komunikasikan juga dengan anggota keluarga.Pasalnya ada orang yang mengalami gangguan psikis terhadap air, seperti seakan mau ke WC jika mendengar suara air.Ada juga yang tidak bisa tertidur jika mendengar suara air


Read more!
 
, posted by JOHN F.PAPILAYA at 1:28 AM

Majalah :Idea Garden
edisi: ROCK GARDEN” 2008
Teks:elly/tgh

K
ehadiran elemen keras memberi nilai estetika pad ataman.PAduan aneka bebatuan dan craft atau art elemen membuat taman kering bakal makin menawan

Taman kering biasanya lebih banyak menggunakan komponen hard-material daripada soft-material.Karena softmaterial yang dipilih berupa tanaman yang tahan kering, maka elemen keras yang dipergunakan pun perlu menyesuaikan.

“yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis material yaitu tekstur material ( halus atau kasar ), diusahakan tetap punya nilai keharmonisan dengan bentuk dan warna tanaman yang di gunakan” papar John F.papilaya, lanskaper.

Misalnya bila hendak menggunakan tanaman sukulen semacam kaktus yang warnanya dominant hijau, maka hard material yang dipilih sebaiknya yang warnanya kontras,misalnya warna merah atau putih.”tentu dengan memperhatikan keseimbangan estetika visual”ujar john yang menekuni dunia arsitektur lansekap sejak tahun 1991 ini.




Komponen hardmaterial yang biasa digunakan di taman kering antara lain aneka bebatuan,stepping stone, maupun ragam patung atau artwork.Bentuk dan warna yang dipilih menyesuaikan fungsi keberadaan batu itu di taman.Elemen keras di taman mempnyai beberapa fungsi.Antara lain sebagai bingkai komposisi taman dan juga sebagai penyeimbang komposisi tekstur pada tajuk.

Misalnya bebatuan yang diletakan sebagai border dipilih warna dan bentuknya yang sesuai dengan tanaman yang digunakan. Jika anda hendak menggunakan tanaman sukulen, lebih cocok menggunakan hard material yang halus.”sukulen karakter tajuknya sering simetris dan berkesan keras, sehingga lebih baik unsur hard material yang dipilih yang halus,misalnya pasir lombok atau batu split putih” papar john, lanskaper lulusan universitas Trisakti,Jakarta.

Hardmaterial juga berfungsi membantu menonjolkan ke eksotisan tanaman.Kalau tanaman yang digunakan Bromelia, maka lebih cocok dipilih bebatuan yang warnanya abu-abu atau gelap, Misalnya batu kali atau batu gunung,Bromelia akan terlihat menonjol dengan latar belakang warna gelap.”Karena batu yang berwarna abu-abu atau hitam akan menjadi backdrop ( latar belakang) yang baik. Kesannya akan meng-aksentuasikan warna dan bentuk Bromelia”papar John.

Selain itu,jika dilihat dari segi pemeliharaan, kehadiran elemen keras berfungsi sebagai pijakan saat pemeliharaan tanaman. Karenanya, dalam sebuah taman kerap dipasang steping stone untuk mewadahi kedua fungsi diatas.Sebagai pemanis dan pijakan juga jalur untuk menikmati taman.


Read more!