Monday, December 21, 2009, posted by JOHN F.PAPILAYA at 2:05 AM
Dec 5th, 2009 | Rubrik HOME & LIVING, UTAMA
NERACA,Jakarta
Artikel ada di Neraca
K
erusakan lingkungan serta polusi udara semakin merajalela. Untuk itu, sekarang banyak yang lebih peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan membuat taman. Kalau dulu taman biasanya hanya terdapat di halaman rumah, sekarang seiring perkembangan zaman dan keterbatasan lahan, taman konvensional mulai digantikan oleh jenis taman baru yang tak membutuhkan lahan yang luas.

Jenis-jenisnya pun kini berkembang pesat, dari mulai sekedar taman tanaman rambat di halaman rumah, penggunaan taman atap, taman indoor sampai munculnya taman vertikal sebagai solusi keterbatasan lahan. Pemilihan taman untuk lahan yang terbatas menurut arsitek lansekap, Andrew Sucandra, perlu memperhatikan sisi efisiensinya, yakni soal pemilihan desain yang simpel dan berkesan lebih luas.

Menurut John F.Papilaya, arsitek lansekap lulusan Trisakti, dalam memanfaatkan lahan yang terbatas untuk dijadikan sebuah lahan hijau memerlukan kreatifitas dan ketelitian akan detil sebuah rancangan taman. “Secara umum, untuk membuat taman dari lahan terbatas dapat menggunakan skala material lantai taman yang besar, bentuk geometrik yang kuat, tegas, dan sederhana,” katanya ketika dihubungi Neraca melalui surat elektronik.

Taman Atap



Taman atap atau roof garden sebenarnya bukan hal baru di dunia. Sejak abad ke 19, daerah di perbukitan Islandia sudah memakai taman atap. Mereka menanaminya dengan rumput dan dibuat secara sederhana.

Perkembangan taman atap di Indonesia menurut Andrew tidak sepesat di luar negeri, karena pembuatan taman atap yang cukup rumit dan ekstra hati-hati pada konstruksi drainase. “Taman atap rentan terkena berbagai masalah, seperti bocor. Itu juga yang membuat taman atap terhambat perkembangannya karena berbagai pertimbangan untuk membuatnya,” ujar Andrew.

Taman atap sukses membuat bangunan terlihat lebih menarik dan indah dipandang mata. Kehadirannya pun dirasa ekslusif dan bisa menambah nilai properti sebuah bangunan. Tak heran banyak orang yang menyangka membuat taman atap membutuhkan biaya yang sangat mahal. “Untuk taman atap diperlukan konstruksi dak yg drainasenya baik, karena itu harganya cenderung lebih mahal dan biaya pengangkutan tanaman lebih sulit karena ada di lantai atas,” imbuhnya.

John mengungkapkan kalau yang perlu diperhatikan dalam proses desain taman atap yakni konstruksi atap penyangga beban taman serta sistem jaringan drainase aliran air hujan maupun air siraman pemeliharaan taman pada area atap atau dek beton penyangga.

“Faktor ini berakibat langsung pada desain taman dan fungsi dari ruang taman atap yang nantinya akan di gunakan sebagai tempat kegiatan tertentu maupun gaya taman yang akan di rancang,” ujarnya.

Faktor lainnya, masih menurut John, lebih ke desain taman atap di mana kekuatan angin diatas atap lebih kencang bertiup daripada di atas tanah, sehingga dapat menyebabkan robeknya daun tanaman atau kemungkinan tumbangnya pohon karena minimnya area pengikat batang jenis pohon, sehingga diperlukan ketelitian dalam memilih jenis tanaman yang digunakan sesuai dengan kondisi klimatologi area setempat.
Jenis tanaman yang bisa digunakan untuk taman atap menurut John, hampir semua jenis tanaman bisa digunakan sebagai elemen alami. “Malah ada beberapa taman atap yang sudah mempergunakan tanaman buah dalam pot (Tambulapot) sebagai elemen desain taman atap, kecuali jenis pohon besar peneduh dikarenakan besarnya luas area perakaran,” jelas John.

Taman Vertikal
Bagaimana jika rumah Anda hanya memiliki satu tingkat sehingga agak sulit membuat taman atap? Tak ada alasan untuk tidak membuat taman karena taman sebenarnya bisa dibuat dengan berbagai cara, termasuk juga membuat taman secara vertikal.
Manfaat dari taman vertikal ini selain menghemat lahan, sudah pasti mampu mereduksi panasnya matahari, mengurangi tampias hujan ke rumah, meningkatkan kadar oksigen, serta mengurangi kadar polusi suara dan udara pada suatu rumah dan menciptakan iklim rumah yang sejuk.

Perkembangan taman vertikal di Indonesia menurut John memang agak lambat untuk diimplementasikan. “Terkadang hanya dijadikan ‘label’ dari strategi pemasaran untuk mendongkrak penjualan gedung-gedung komersial sehingga terlihat ‘green building’, padahal, tidak ada langkah konkrit dan konseptual,” tuturnya serius.
Lebih lanjut, menurut John, faktor kendala berkembangnya penerapan taman vertikal sebagian besar adalah karena material konstruksinya masih harus didatangkan dari luar negeri. Selain itu, tidak tersedianya elemen tanaman siap pakai di pasaran serta jarangnya sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan penggunaan teknik taman atap juga menjadi faktor mengapa taman atap di Indonesia telat berkembang.

Taman yang inovatif ini juga berkembang seiring dengan perkembangan tren gedung hijau, walaupun diakui John, sekarang banyak rumah tinggal yang menerapkan konsep taman atap, walaupun memang masih terbatas pada kalangan tertentu saja.
”Kebanyakan sih desain rumah baru atau rumah yang sedang renovasi, karena secara teknik penerapan taman vertikal pada bangunan yang sudah jadi akan memerlukan pembongkaran pada konstruksi dinding-dinding bangunan supaya dapat menahan beban taman vertikal secara keseluruhan,” cerita John.

John menilai, untuk mewujudkan taman vertikal secara utuh, perlu adanya langkah konkrit dari pemerintah dalam hal penyediaan payung hukum tentang masalah arsitektur hijau, pengadaan pelatihan teknologi tepat dan murah bagi penerapan konstruksi taman vertikal dengan tujuan membentuk Indonesia terutama Jakarta menjadi lebih ‘green’ dan manusiawi.

Mengenai tanaman yang bisa digunakan untuk taman vertikal menyangkut tanaman yang akarnya dangkal, misalnya tanaman ground cover (penutup tanah), kucai mini, asparagus, talas-talasan dan lain sebagainya.

Untuk membuat taman vertikal sebenarnya tak berbeda jauh dengan membuat taman konvensional. Yang dibutuhkan hanyalah lahan yang cukup, dalam hal ini lahan pada dinding, yang akan menjadi pengganti lahan tanah untuk ditanami tanaman.
Lahan buatan yang digunakan sebagai taman bisa dibuat dengan berbagai cara, dari mulai dengan menggunakan pipa, susunan konstruksi batu bata, atau hanya tanaman yang dirambatkan saja pada dinding, sampai dengan menggunakan modul HDPE, seperti yang biasa digunakan olah taman vertikal yang berteknologi maju, tergantung konsep taman vertikal seperti apa yang ingin Anda terapkan.

Lahan buatan yang menggunakan pipa PVC memiliki kelebihan praktis dan murah. Proses penanamannya pun mudah, setelah pipa dibelah dan dimasukkan media tanam, pipa PVC hanya tinggal digantung pada rak yang telah disusun.

Sedangkan media tanam yang menggunakan konstruksi batu bata juga menelan biaya murah namun cukup sulit karena harus membangun konstruksi untuk tempat tanaman akan hidup nantinya. Walau minim perawatan, jangan lupa untuk selalu menyiram tanaman secara rutin dan lebih baik menggunakan sistem irigasi tetes agar tanaman mendapat air secara kontinu.

(rezki)


Read more!
 
Friday, January 23, 2009, posted by JOHN F.PAPILAYA at 1:31 AM

Majalah: Housing Estate
Vol V no:52 Desember 2008


A
ir dapat menciptakan kenyaman thermal di dalam Ruang

Didalam alam bawah sadar, manusia senantiasa ingin dekat dengan air, karena sekitar 70 persen tubuh kita mengandung air selain sebagai bentuk ekspresi kedekatan dengan alam semesta.Jangan heran jika banyak orang memimpikan punya rumah dekat atau memiliki view kearah sungai, tepi danau, hingga tepi laut.Ketika hunian ideal itu tak mungkin didapat di kota yang padat, atau harganya sudah sangat mahal, orang pun berupaya memindahkan atau membawa air ke dalam rumah.

Kenyamanan thermal
Air berdampak secara psikis dan fisik untuk menciptakan kenyamanan thermal ( thermal comfort), sehingga manusia dapat beraktifitas dengan baik. Produktivitas cenderung menurun atau tidak maksimum pada kondisi udara yang tidak nyaman,Hasil penelitian menunjukan mereka yang tingal di kawasan tropis dapat mencapai tngkat nyaman pada suhu 23,4 hingga 29,4 derajat celcius dengan kelembaban 30 – 70 persen.



“Jadi, fungsi atau efek penambahan unsur air di dalam rumah tinggal adalah upaya menghadirkan kenyaman thermal bagi pengguna ruangan. Proses penguapan air ( evaporasi) adalah hal yang di inginkan sehingga tercapai pendinginan secara alami. Air bertindak sebagai elemen stabilitator suhu dalam ruangan.” Kata John F.Papilaya, arsitek lansekap lulusan Universitas Trisakti ( Jakarta)

Selain itu elemen air didalam ruang juga bisa berfungsi mengabsorsi polusi bunyi dan polusi debu yang ada disekitarnya.Antara lain melalui proses menghadirkan bunyi air sebagai penetralisir suara dari luar, atau dengan membuat dinding air (Water Screen) untuk menghalangi debu masuk.

Desain dan Potensi Air
Menghadirkan elemen air perlu di desain dengan baik untuk menimbulkan kesan estetika makro ( lingkungan) dan mikro (ruangan), Ada banyak potensi air yang bisa di eksplorasi, mulai dari bunyi, gerak, plastisitas dan reflektifitas. Potensi-potensi air itu dapat di optimalkan dengan memanfaatkan daya gravitasi dan unsure tekanan (Apllied pressure)

Bentuk-bentuk water feature bisa dikembangkan sesuai kreatifitas desainer lansekap dan pemilik.Beberapa dasar elemen komposisi air, diantaranya sebagai bingkai (frame) dari sebuah bentukan komposisi desain, sebagai aliran kanal atau sungai buatan, bentukan alami kolam, danau atau air terjun, air mancur yang bersifat teatrikal hingga bentukan yang lebih kontemporer dengan memadukan unsur – unsur artwork, aksentuasi (focal point) dan cascade.Beberapa desain juga dapat di selaraskan dengan hobi penghuni misalnya menggabungkan air terjun dengan kolam ikan.


Pertimbangan Water Feature
Sebelum merencanakan water feature didalam rumah tinggal,sebaiknya pertimbangkan dulu hal-hal berikut:

Klimatologi,Yaitu faktor iklim menyangkut suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban relatif ,kecepatan dan arah angina serta arah datangnya sinar matahari,yang sangat berpengaruh terhadap tata letak elemen air dan pilihan desain.

Efek Air, air yang bergerak atau tidak bergerak memberikan efek yang berbeda bagi ruangan. Untuk air yang dihadirkan mengalir sebaiknya diperhitungkan efek suara yang ditimbulkannya kalau terlalu mendominasi, untuk ruang yang berukuran kecil bisa malah mengganggu.

Teknis, perhatikan skala, arah matahari dan material. Perkirakan dengan tepat ukuran dan model water feature yang akan ditempatkan dengan luas ruangan.Misalnya anda bisa memilih jenis air terjun dinding untuk menghemat tempat di ruangan yang tidak terlalu luas.Material untuk water feature bisa beraneka mulai dari batu alam, keramik dan lain-lain, yang dicocokan dengan gaya interior atau arsitektur rumah serta kemudahan perawatannya.

Budget, hitung dengan cermat biaya pembuatan water feature, pengoperasiannya sehari-hari dan perawatannya secara berkala. Water feature berupa air terjun misalnya, semakin besar ukurannya semakin besar daya pompa yang dibutuhkan dan makin mahal biaya listrik yang harus di keluarkan.

Psikologis
Kebutuhan water feature di rumah sebaiknya di komunikasikan juga dengan anggota keluarga.Pasalnya ada orang yang mengalami gangguan psikis terhadap air, seperti seakan mau ke WC jika mendengar suara air.Ada juga yang tidak bisa tertidur jika mendengar suara air


Read more!
 
, posted by JOHN F.PAPILAYA at 1:28 AM

Majalah :Idea Garden
edisi: ROCK GARDEN” 2008
Teks:elly/tgh

K
ehadiran elemen keras memberi nilai estetika pad ataman.PAduan aneka bebatuan dan craft atau art elemen membuat taman kering bakal makin menawan

Taman kering biasanya lebih banyak menggunakan komponen hard-material daripada soft-material.Karena softmaterial yang dipilih berupa tanaman yang tahan kering, maka elemen keras yang dipergunakan pun perlu menyesuaikan.

“yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis material yaitu tekstur material ( halus atau kasar ), diusahakan tetap punya nilai keharmonisan dengan bentuk dan warna tanaman yang di gunakan” papar John F.papilaya, lanskaper.

Misalnya bila hendak menggunakan tanaman sukulen semacam kaktus yang warnanya dominant hijau, maka hard material yang dipilih sebaiknya yang warnanya kontras,misalnya warna merah atau putih.”tentu dengan memperhatikan keseimbangan estetika visual”ujar john yang menekuni dunia arsitektur lansekap sejak tahun 1991 ini.




Komponen hardmaterial yang biasa digunakan di taman kering antara lain aneka bebatuan,stepping stone, maupun ragam patung atau artwork.Bentuk dan warna yang dipilih menyesuaikan fungsi keberadaan batu itu di taman.Elemen keras di taman mempnyai beberapa fungsi.Antara lain sebagai bingkai komposisi taman dan juga sebagai penyeimbang komposisi tekstur pada tajuk.

Misalnya bebatuan yang diletakan sebagai border dipilih warna dan bentuknya yang sesuai dengan tanaman yang digunakan. Jika anda hendak menggunakan tanaman sukulen, lebih cocok menggunakan hard material yang halus.”sukulen karakter tajuknya sering simetris dan berkesan keras, sehingga lebih baik unsur hard material yang dipilih yang halus,misalnya pasir lombok atau batu split putih” papar john, lanskaper lulusan universitas Trisakti,Jakarta.

Hardmaterial juga berfungsi membantu menonjolkan ke eksotisan tanaman.Kalau tanaman yang digunakan Bromelia, maka lebih cocok dipilih bebatuan yang warnanya abu-abu atau gelap, Misalnya batu kali atau batu gunung,Bromelia akan terlihat menonjol dengan latar belakang warna gelap.”Karena batu yang berwarna abu-abu atau hitam akan menjadi backdrop ( latar belakang) yang baik. Kesannya akan meng-aksentuasikan warna dan bentuk Bromelia”papar John.

Selain itu,jika dilihat dari segi pemeliharaan, kehadiran elemen keras berfungsi sebagai pijakan saat pemeliharaan tanaman. Karenanya, dalam sebuah taman kerap dipasang steping stone untuk mewadahi kedua fungsi diatas.Sebagai pemanis dan pijakan juga jalur untuk menikmati taman.


Read more!
 
Wednesday, February 13, 2008, posted by JOHN F.PAPILAYA at 10:45 PM
Hasil wawancara dengan Harian "PIKIRAN RAKYAT" Bandung
oleh:dewi irma
kampus_pr@yahoo.com
S

Setiap hari, ada jutaan blogger menuangkan apa yang dipikirkan dan dirasakannya pada "khalayak" global. Dalam perkembangannya kini, blog bisa jadi bukan sekadar media curhat atau berbagi cerita sehari-hari, tetapi juga sumber ilmu pengetahuan berkekuatan besar.
Survey Blogfam terhadap 273 responden tahun 2005 tentang profil umum blogger Indonesia, menyinggung tentang tipe isi blog di Indonesia. Ternyata, isi blog berupa cerita sehari-hari menempati peringkat pertama (58%). Sementara itu, hasil survei yang octave.or.id (dari blogz.kenz.or.id) menyebut bahwa 52,40% blogger menulis blog bertema diary/curhat.
Terlepas dari survei itu, blog juga mengalami perluasan makna dan fungsi. Jika blog dulu sempat diidentikkan sebagai diary atau jurnal pribadi bersifat online, pada masa kini blog tak melulu harus bersifat personal.



Bahkan, tren blogger masa kini bisa dibilang ialah memiliki blog lebih dari satu. Jadi, selain memiliki blog personal, seorang blogger bisa saja membuat blog lain untuk kepentingan yang lain. Misalnya, blog komersial untuk jualan hingga blog bersifat sosial untuk berbagi ilmu pengetahuan.


Nah, jenis blog terakhir itulah yang akan dibahas sekarang, melalui cerita beberapa blogger yang sengaja membuat blog bertopik sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Seperti apa motivasi dan pengalamannya, kawan-kawan Kampus simak nih!
John F. Papilaya, lulusan arsitektur lansekap sebuah universitas di Jakarta, merasa gundah karena blog di Indonesia yang berisi informasi tentang potensi, kendala, dan perkembangan tentang arsitektur lansekap, masih amat langka. Sebab memang ia hobi menulis, sekaligus butuh sarana untuk mengekspresikan keprihatinan perkembangan disiplin ilmunya itu, ia pun memutuskan membuat blog bertopik tentang arsitektur lansekap (www.smartlandscape.blogspot.com) sejak September 2007.

Ia tertarik mengangkat tema-tema tentang ketidakpedulian pemerintah dan masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang sehat, nyaman, dan juga pengetahuan "green architecture" yang tengah jadi tren dalam pembangunan. John sebenarnya memiliki blog personal juga. Namun, dalam pendapatnya, perlu pembedaan blog agar pesan yang ingin disampaikan lebih tepat jatuhnya. "Seperti memakai baju untuk ke pesta, pasti beda dengan baju untuk ke pantai," kata John, yang kini aktif bekerja sebagai konsultan arsitektur lansekap.

Sementara itu, Michael Dharmawan, seorang pekerja tinggal di Jakarta, membuat blog bertopik kepedulian lingkungan dengan alamat www.akuinginhijau.wordpress.com. Ia sebenarnya bukan aktivis LSM lingkungan atau semacamnya. "Hanya suka gemes aja, kok orang nggak peduli lingkungan. Padahal, banyak hal kecil yang bisa kita lakukan dan dengan cinta lingkungan sebenarnya kita banyak berhemat juga," kata Michael.

Alasannya memakai blog, sebab ia menilai medium itu murah meriah, terjangkau, dan efektif memengaruhi banyak orang. "Kalau cuma ide sendiri dan ngomong ke orang lain, lama sekali bisa tertular. Namun, kalau lewat blog, ada ide apa aja bisa langsung ditularkan," ucap Michael.
Di blog-nya, ia menulis tentang lingkungan global dan lokal, penghematan air dan listrik, penghijauan, energi alternatif, dsb., dalam praktik keseharian yang mudah dipahami orang awam. Respons yang datang dari pengunjung blog-nya ternyata amat baik. Ada pengunjung yang memuji, memohon izin menyalin tulisan, juga ramai-ramai membuat tautan. "Pertamanya nggak kepikir bakal banyak orang yang senang, akhirnya jadi ketagihan nge-blog di sini terus," ungkap Michael.

Meski bukan menulis untuk jurnal ilmiah atau koran sekalipun, bloggers ini tidak main-main dalam menyiapkan tulisan mereka. John, yang intensitas mem-posting-nya sekitar 4-6 kali per bulan, misalnya, bisa menghabiskan 8-12 jam per hari untuk nge-blog. Dituturkannya, sebab dalam proses pembuatan suatu tulisan, ia sering melakukan riset dengan mencari literatur yang sesuai.
"Jika memungkinkan, saya melakukan survei lapangan dengan mengamati apa penyebab permasalahan itu, dan mengambil beberapa foto kondisi sesungguhnya agar tulisan ada visualnya. Jika berhubungan dengan hal teknis, kadang saya menggambarkan dulu teknik konstruksinya. Biasanya, saya juga mencoba membawa permasalahan ini di milis yang saya kunjungi untuk didiskusikan lebih lanjut," ungkap John menjelaskan.

Mungkin, sebagian orang akan salut dengan para blogger yang terbilang "niat" dalam memproduksi karya tulisan mereka. Bagi John, itu tidak perlu dianggap mengherankan. Sebab, justru yang mengherankan baginya adalah mengapa blog bertema keilmuan, apa pun itu disiplin ilmunya, masih belum marak di Indonesia. "Ini bagian dari berbagi ilmu pengetahuan," katanya.
Namun, tenang saja, segala sesuatu yang dikerjakan dengan baik, bisa berbuah hal baik pula. Blog arsitektur milik John yang terbilang masih seumur jagung, sudah mampu menarik dua majalah untuk mewawancarainya mengenai bidang keilmuan arsitektur lansekap, dan meliput beberapa karyanya. "Untuk kepentingan bisnis, ternyata blog ini juga menghasilkan pekerjaan di bidang arsitektur lansekap, sering dikunjungi sesama profesi, juga memudahkan saya jika ingin presentasi ke klien. Daripada nenteng-nenteng portfolio, saya tinggal online dan memperlihatkan pada pihak klien yang ada di blog," kata John.

Begitu juga Endah Sulwesi, yang membuat blog review buku dengan alamat www.perca.blogdrive.com dan blog tentang sastra di www.perca.blogspot.com. Lewat blog review bukunya, ia rajin me-review buku-buku yang ia suka. Lambat laun, hobinya diketahui orang banyak, salah satunya pihak penerbit. Sekarang , ia nyaris tidak pernah beli buku lagi sebab penerbit kerap mengirimi buku-buku baru secara gratis untuk ia review. Dampak lainnya, ia ditawari mengisi rubrik seni budaya di sebuah tabloid.
Endah mulai nge-blog pada Maret 2004. Beberapa posting-an awal masih campur aduk. Akan tetapi, kemudian ia menetapkan blog tematis bertema buku dan sastra. "Saya malah tadinya nggak punya blog personal narsis gitu sebab saya kurang suka menuliskan hal-hal privat untuk umum," katanya.
Endah mengaku, mulanya hanya ingin mencari teman yang berminat sama, yaitu membaca dan mengapresiasi sastra agar bisa saling berbagi. Namun siapa sangka, ia jadi bisa menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak seperti penerbit dan pengarang.
Di blog-nya, Endah me-review beragam jenis buku, sampai liputan acara sastra dan wawancara dengan penulis. Untuk review, ia mengusahakan untuk disiplin mem-posting minimal 1 minggu sekali. Bagi Endah, blog bukan saja gaya hidup, tetapi juga kebutuhan, seperti e-mail. "Saya pikir sih bebas aja, blog mau buat tempat curhat nggak apa-apa, mau tulis yang berbobot juga nggak apa-apa, tetapi memang lebih baik yang memberi kontribusi positif," katanya.

Namun menurut Pitra Satvika, blog adalah bagian dari upaya blogger "menjual" kemampuan dirinya. Selain tempat berbagi ilmu pengetahuan, ia melihat blog juga potensial sebagai alat jualan. Pitra membuat blog dengan alamat www.media-ide.bajingloncat.com, blog yang banyak membahas tentang animasi, komik, website, dan multimedia, sebagai alat bantu promosi membangun kesadaran klien-klien terhadap perusahaan tempatnya bernaung. Blog tersebut juga sudah berhasil memboyong penghargaan, yaitu, peraih blog terbaik kategori Online Marketing and Sales pada ajang Pesta Blogger 2007.

Berkat semangat Pitra dalam membuat tulisan, selama sekitar 2,5 tahun usia nge-blog-nya, kini tak kurang ada 360-an posting-an, 3.500-an komentar, dan didatangi rata-rata 24.000 unique visitor per bulannya. Traffic yang cukup padat bagi ukuran blog tersebut membuat Pitra berharap, ke depan ada banyak pihak yang tertarik memasang iklan di blog-nya.
Namun, misi komersial bukannya tidak bisa dikawinkan dengan misi sosial. Pitra, lulusan magister TMI ITB, meyakini bahwa menulis blog baiknya didasari kecintaan untuk menulis. Yang penting adalah kesadaran ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman atau membantu orang yang membutuhkan referensi data, bukan karena semata butuh uang. "Saya sih nggak pernah berharap dapat imbas langsung dari nulis di blog ini. Cuma kenyataan yang terjadi, kini cukup banyak pihak yang akhirnya kontak saya untuk minimal bertanya tentang development game atau online branding, itu sebuah bonus," kata Pitra.

Senada dengan Pitra, John berpendapat bahwa blog bertema kedisiplinan ilmu tertentu, sangat menarik bagi para peminat keilmuan untuk dapat memuaskan dahaga keingintahuan mereka. "Dengan kemajuan internet, bagi saya blog merupakan media pembelajaran (the future class), tidak hanya di bangku kuliah dengan dosen sebagai pendidik sehingga menyebabkan pikiran penuh teori, tanpa mengetahui aplikasi dan implementasinya di masyarakat. Blog bisa jadi sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan antara pihak akademisi dan pihak profesi sehingga terjadi link and match," kata John. ***

Read more!
 
, posted by JOHN F.PAPILAYA at 9:32 PM
 
, posted by JOHN F.PAPILAYA at 8:30 PM






Majalah Kartini 
Edisi: NO 2208 / 27 desember 2007-10 januari 2008

Penulis:Dian putriningrum




T
aman diatap rumah atau rooftop garden merupakan solusi cerdik untuk melakukan penghijauan di rumah dengan lahan terbatas. Pernahkah terpikirkan untuk menghadirkan kesejukan alami dengan cara itu ? Rumah keluarga Indra di Lampung ini dapat menjadi acuan untuk anda.



Konsep Taman Minimalis
Konsep taman untuk atap rumah yang teapt adalah bertema minimalis. Pada lantai balkon ditempatkan unsur kayu dan batu kerikil.sedangkan untuk memberi efek lapang dan luas, berbagai tanaman diletakan pada area sudut.

Untuk jenis pilihan tanamannya, pada prinsipnya tidak pandang bulu.Anda dapat saja menanam pohon yang di sukai, namun karena kondisi area di atas rumah, disarankan untuk memilih tanaman yang tahan haus. Dengan kata lain, tanaman yang sedikit membutuhkan air seperti jenis aglonema, kaktus,kucai atau lili bakung,sedangkan pada area belakang jenis tanamn bisa di buat lebih bervarisasi, misalnya bamboo atau palem.Apa tahapannya membuat Rooftop Garden ?

Poin-poin yang patut di perhatikan
Pertama, buta lapisan bertumpuk dari batu dan ijuk, lalu tanah, ijuk disini berguna untuk menahan tanah agar tidak hanyut bersama air, sedangkan batu untuk memberikan rongga pada tanah sehingga air dapat mengalir ke pipa pembuangan.Untuk tanamn yang akarnya dapat tumbuh merusak seperti bambu dan palem harus ditanam didalam bak.Dengan demikian pertumbuhan akar dapat terkendali.

Detail lain yang tidak kalah penting dalam membangun rooftop garden adalah kekuatan struktur bangunan.Pondasi harus benar-benar kuat dan mampu menopang tanah dan tanaman di atasnya.Pipa-pipa pengeluaran air pembuangan mesti lancar, bila tidak, tanah mengandung terlalu banyak air sehingga akar tanaman bisa membusuk.Untuk menyiram tanaman gunakan sprinkle, yaitu kran air yang dapat menghasilkan tetesan bak embun.

Taman minimalispun membutuhkan bentuk taman geometris dan permainan ornamen batu pada bak tanaman.kesan dinamis di dapat dengan memuat jalan setapak dari batu kerikil dengan pola pengaturan yang acak.Taman tampak bertambah artistik dengan menempatkan material kayu damar yang di fungsikan sebagai penghubung antara ruang didalam rumah dan taman. Menempatkan gazebo mini disudut taman juga alternatif yang cantik.Apalagi di hiasi dengan tanaman merambat yang menyejukan.Bukan mustahil gazebo ini menjadi area bersantai favorit seisi keluarga.Anda berminat ?

Read more!
 
Saturday, February 9, 2008, posted by JOHN F.PAPILAYA at 2:39 PM



Majalah:kartini
Edisi no 2203 22 okt – 1 nov 2007
Teks: Dian putinigrum dan opi







B
Bali menyimpan sejuta daya tarik.dari panorama alamnya, seni dan budayanya yang tinggi hingga kecantikan lansekapnya.Kali ini KARTINI tampilkan taman bali yang cantik

Sesungguhnya selain memberi keteduhan dan ’paru-paru’ pengsuplai oksigen untuk lingkungan taman juga menambah estetika suatu hunian.Itu sebabnya taman menjadi unsur penting dan berkembang menjadi beragam konsep.Sebut saja dari taman jepang hingga taman tropis.




Taman istimewa yang kami angkat kali ini yaitu taman Bali dikediaman sebuah keluarga di banjarmasin,kalimantan selatan.Kecintaannya pada Pulau Dewata menginspirasikannya untuk menghadirkan taman bali kerumahnya.Intinya mengusung tema taman bernuansa tropis natural yang menyatu dengan elemen alam dan lingkungannya.Namun sang arsitek juga mengembangkan gagasan-gagasan disana-sini sehingga taman bali menguatkan secara utuh daya tarik kediaman itu.Unsur barat dan Timur berpadu asri.

Kita telesuri satu persatu,Bila dinding bali yang dicirikan dengan susunan batu bata,kali ini diganti dengan batu teplek yang disusun rapi.Elemen coklat keoranye dihadirkan berupa kayu lampu taman dan eternit selasar semata untuk menguatkan unsur bali.Detail-detail berunsur bali pun disajikan dalam berbagai bentuk.Salah satunya pintu kayu (aling-aling) dengan relief seorang penari, sebagai peralihan dari area luar taman yang lebih privat sifatnya.Diketahui, aling-aling adalah ciri khas rumah di Bali.

Bila kain poleng bali berwarna hitam putih, kali ini disajikan dalam bentuk lain berupa batu-batu kerikil hitam dan putih yang disebar di dalam kolam.Pada gazebo diantara kolam di beri unsur Bali lewat pemasangan ijuk pada atap dan bambu diikat alang-alang yang khusus didatangkan dari bali.

Upaya mengoptimalkan nuansa bali berlanjut kearea terbuka di taman dengan menempatkan materi art berupa patung dan ukiran kuda, tak tertinggal pohon kamboja dan gong yang menempel pada dinding batu teplek.Unsur modern juga boleh tampil,yaitu lewat permainan bermacam batu, dari batu andesit dan batu hitam candi.Cantiknya taman Bali

Read more!